Kamis, 08 Oktober 2015

INI ADA GAJINYA, LHO!




Bismillahirrahmanirrahim
Menjadi seorang anggota pers mahasiswa tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Semuanya berubah ketika saya menjadi seorang mahasiswi di Institut Agama Islam Negeri Medan dan pada saat itu saya melihat ada brosur pendaftaran untuk menjadi anggota pers Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika. Saya tertarik untuk memilih menjadi ilustrator. Saya ikuti ujiannya dan saya lulus. Alhamdulillah,saya memang lulus tapi perjuangan tidak sampai di situ saja. Saya harus menjalani masa magang selama tiga bulan dan waktu itu sistem magang adalah menjadi kru magang yang bertugas sebagai editor. Saya juga awalnya bingung kenapa saya dimasukkan ke bagian editor padahal keinginan saya adalah menjadi seorang ilustrator. Saya ikuti proses pemagangan yang cukup menguras waktu dan tenaga. Dan setelah tiga bulan, saya beserta teman-teman seangkatan yang tersisa masuk menjadi anggota tetap dan saya memang dimasukkan menjadi ilustrator dan menjadi reporter. Di Dinamika, apapun jabatannya tetaplah berpedoman mejadi seorang reporter. Saya yang tidak pernah wawancara dengan siapapun, pelan-pelan menjadi berani untuk mewawancarai mahasiswa, dosen, dan rektor. Di sinilah saya mendapatkan diri saya yang selama ini saya tidak tahu kemana saya arahkan. Ada teman-teman yang punya motivasi menulis yang sangat tinggi, rasa jurnalistik yang sangat loyal, dan kekeluargaan yang erat.

Saya lupa tanggal berapa persisnya, tapi saya ingat saya mendapatkan gaji pertama saya dari Dinamika. Saat majalah edisi 29 terbit, kami beramai-ramai menjualnya ke seluruh penjuru IAIN. Alhamdulillah, dari hasil penjualan tersebut kami mendapatkan gaji yang lumayan (untuk ukuran mahasiswa). Uniknya, amplop untuk menyimpan gaji tersebut kami isi dengan kata-kata motivasi kepada teman-teman agar lebih banyak berkarya dan semangat.

Saya akan menuliskan kata-kata mereka dari yang normal sampai abnormal :

Amplop 1(29/06/2010) :

Bang Umar     : Ibna, Zee, Umar, Irhas, Muhajirah Persatuan Pake Kacamat (PPK)*bang umar, sejak kapan mbak Muhajirah pake kacamata?*

Bang Molen    : Kamu bisa, ganbatte komotori*kudasai bang T_T*

Romi               : Gali potensi*sip*

Mbak Zee        : Nulis...nulis...nulis!*iya, mbak*

Fauzan            : Good job!* I like it*

Nena               : Be Sindbad season selanjutnya!! Okey*yang ini gak janji, ya Nena*

Mulkan            : Coba buat karakter yang baru biar lebih seger...*Mulkan, awak dah buat karakter baru untuk edisi kali ini n_n*

Lulu                : Terus....terus berilustrasi...jangan suka pasang muka’ serem*hahahaha, wajahku memang begini adanya*

Kak Lia           : Jangan jutek buk...!*jutek darimana kak? T_T*

Jannah          : Senyum lah yang...Aku rindu senyuman sumringah dari bibir sexymu...*what? Sexy? Hoeeek*

Novi                : Jgn sok serius gitu dumz!! Okeoke*oke deh nopi n_n*

Kak Lita          : Ibna Fuad Rezpector... I like that name...*dulu awak alay ya kak XD*

Mb’Muhajirah : Ada niat gak seh bikin komik bareng kakak?*hehehehe, ayoklah kak*

Mbak Ani        : Na...Na...Na, itulah ku memanggilmu. We need your attention more! I expect you as the unique one! Be a brilliant illustrator OK! I like your laughing..*eh, emangnya ketawa saya makanan, mbak? XD*

Mbak Indah    : Lebih peka, baca suasana!!*oke, mbak*

Bang Qdoy     : Maaf... Semangat again ya...*yoyoyoy, bapak*

Bang Uppy     : Komik is the BEST!*mantap, bang*

Amplop 2 (04/2011) :

Kak Lita          : Ben, mbak yakin Iben bisa...do the best ya dek...*oke deh kakak*

Ayun               : Cintailah pekerjaanmu sobat....*aku akan mencoba mencintainya, yun*

Lulu                 : Lihat yang belum tersentuh....gesit dan peka HARUS!!!*baiklah, lulu*

Mbak Zee        : Beeeeeen... Geraknya mbak harap lebih cepat! Ligat! MILITAN! Love you. Mbak beibhmu ^_^ J*mbak beibh, peluk!*

Bang Q’doy    : Ben, jangan tidur, nonton dan FB’an ajha! Kerja Ben!! Ne ada gajinya! Hahahaha*iya bang, hahahahaha*

Bang Molen    : Monyong! Eh, anyong, apa sih bahasa Koreanya mw pup? Jangan biarkan imajinasimu mengerucut*haik, wakarimashita, senpai*

Mbak Ani        : Penerus Dinamika harus dinamis dan terus dinamis. Ibna, tingkatkan potensi*makasih, mbak*

Bang Irhas      : Reporter ya....lebih serius lah, oya, udah agak girly sekarang*dah jadi anggota abang sekarang, eh, memang girly awak ya XD*

Jannah             : Tunjukkan ekspresimu, ben.. Luv u*luv u too, jan*

Bang Uppy     : Cocoknya tetep jadi tukang pukul, berubah feminim agak lucu...*ish, sedih kali awak, tukang pukul T_T*

Nena               : Do the best, give the best, n show the best sob!!*arigatou, nena-chan*

Novi                : Iben, ayok nunggu angkot bareng, trus nanti kita buat cerita, judulnys Angkot yang Tak Jua Datang”...wkwkwk...tunjukkan Ibenmu!!!*nopi sekarang dah naek kereta T_T*

Romi               : U R Reporter now!*dulu, sekarang balik ke asal, Rom XD*

Ada rasa yang menyengat ketika membaca komen teman-teman tentang diri saya yang dulu, penuh dengan kebimbangan dalam menentukan pilihan. Sudah beberapa jenis jabatan saya cicipi, mulai dari ilustrator, reporter, web master, kontributor tarbiyah, dan kembali lagi menjadi ilustrator. Dua tahun sudah saya menjadi kru, dan pada tahun ini saya mendapatkan feel dari tugas saya sebagai anggota pers mahasiswa. Terima kasih atas dukungan dan nasihat dari teman-teman semua yang selama ini menjadi motivasi saya untuk tetap bertahan di Dinamika. Semoga saya tidak dimutilasi eh mutasi lagi. Saya akan mencoba menjadi  GANBATTE KUDASAI, MINNA SAN!

12 Maret 2010-31 Maret 2012

(Kebersamaan yang tak dapat dibayar dengan apapun)

Sabtu, 16 November 2013

Tokusatsu : Segmentasi Penonton



Bismillahirrahmanirrahim
Terkadang menjadi seseorang yang sedikit “gila” memang perlu. Karena tanpa kegilaan ini, kita tak dapat meraih apa yang kita inginkan. Tetapi kembali lagi bahwa Allah tidak akan memberikan apa yang kita inginkan tetapi apa yang kita butuhkan. Sehingga kita juga harus berupaya untuk mendapatkan yang kita inginkan dengan syarat tidak mengganggu, tidak sesat, dan semua itu berbau positif.

Kegilaan ini berawal dari serial yang sangat melegenda di tahun 1990-an, ketika saya dan juga mungkin Anda juga menyukai serial superhero yang satu ini. Kamen Rider (Masked Rider) yang kita ketahui sebagai Ksatria Baja Hitam. Saya kembali bernostalgia dengan serial ini ketika saya duduk di bangku kuliah semester lima yang lalu. Saat itu wifi di kampus lagi gencar-gencarnya dan lagi kencang-kencangnya. Tidak hanya itu, saya juga mendapat film Kamen Rider pertama kali dari bang Irhas, senior saya di LPM Dinamika yang juga menyukai hal-hal Jejepangan. Kamen Rider OOO-Movie War Core 2011, itulah judul film yang saya ambil dari netbuknya. Setelah saya tonton, saya bertekad untuk mengunduh film-film Kamen Rider yang lain. Saya langsung standby di kampus dari pagi sampai siang. Alhamdulillah, sekarang sudah ada 25 judul film Kamen Rider yang saya koleksi. Selain film, ternyata ada yang lebih seru lagi yaitu serial Kamen Rider. Dulu, waktu saya masih SD sekitar tahun 1997-2003, serial yang paling sering saya tonton di televisi adalah Power Rangers yang ternyata awalnya juga dari Jepang dengan judul Super Sentai. Mighty Morphin adalah serial pertama yang saya tonton. Setiap sore setelah bermain-main dengan anak tetangga, saya segera pulang dan membersihkan diri. Setelah berpakaian dan mengikat rambut, saya langsung duduk manis di depan televisi dan jreng jreng.... GO GO POWER RANGER! MIGHTY MORPHIN POWER RANGER! Soundtrack serial ini mulai menyapa telinga. Ranger Merah, Biru, Hijau, Hitam, Kuning, dan Pink sudah menghiasi layar kaca. Bersama adik, saya menonton dengan penuh semangat dan motivasi, hehehe. Namanya juga anak-anak, daya imajinasi masih terus berkembang dan saat itu otak saya selalu dipenuhi dengan warna-warni para Rangers yang siap membasmi kejahatan di muka bumi. Selain Power Rangers, ada juga serial legendaris yang tak kalah seru. Kamen Rider Black dan RX, atau yang dikenal di Indonesia dengan nama Ksatria Baja Hitam. Tapi saya tidak terlalu fokus dengan KBH ini karena dulu saya lebih tertarik dengan Power Rangers. Lalu, saat saya SD kelas 6 atau MTs kelas 1, serial Kamen Rider yang sempat top adalah Kuuga dan Ryuki. Kalau yang ini, saya tidak pernah ketinggalan. Jadwal nonton superhero pun bertambah, Power Rangers dan Kamen Rider. Selain dua serial ini, ada juga serial superhero yang asalnya dari Jepang juga namun diadaptasi ke versi Saban (Amerika Serikat) yaitu B-Fighter aka Bad Boy Beetleborg. Kalau yang ini pemerannya anak-anak yang sesuai dengan umur saya pada saat itu. Selain BBB, ada Kabutaku, serial robot imut-imut Jepang yang bisa berubah jadi robot keren ketika musuh menyerang. Selain serial di televisi, saya, adik, dan sepupu juga menonton dari VCD (zaman dulu belum ada DVD). Orangtua sepupu saya yang membelikan VCD Kakuranger dan Dairanger, itulah awal saya mengenal Super Sentai yang asli Jepang.

Di zaman MTs dan Aliyah, saya kembali fokus menonton Power Rangers. Mungkin saking ngefansnya, saya sampai hafal urutan Power Rangers dari pertama: Mighty Morphin, Zeo, Turbo, In Space, Lost Galaxy, Lightspeed Rescue, Time Force, Wild Force, Ninja Storm, Dino Thunder, Space Police Delta (SPD), Mystic Force, Operation Overdrive, Jungle Fury, RPM, Samurai, dan yang terbaru Megaforce. Aktor favorit saya adalah Tommy aka Jason D. Frank, yang memerankan beberapa Rangers seperti Green Ranger dan White Ranger di Mighty Morphin, Red Ranger di Zeo dan Turbo, Dino Black Ranger di Dino Thunder. Mungkin beberapa dari Anda yang ingat dengan Alpha, robot yang selalu mendampingi Rangers dengan ungkapan khasnya “ayayayayayaya, Mayday Mayday”. Selain itu, ada duo kocak si gemuk dan kurus, siapa lagi kalau bukan Bulk dan Skull. Ciri khas dari serial Power Rangers adalah duo yang selalu memberikan suasana humor yang memang membuat penonton tertawa dengan tingkah mereka yang kadang-kadang nyeleneh.

Selepas lulus dari Aliyah, saya lebih fokus untuk mengurus perkuliahan. Namanya juga jauh dari rumah dan tinggal di kos-kosan, otomatis televisi jarang untuk ditonton. Sekitar tahun 2011, alhamdulillah orangtua saya membelikan sebuah netbuk berwarna putih (yang sekarang warnanya berubah menjadi krem) untuk menunjang tugas perkuliahan saya. Awalnya saya belum tahu kalau di kampus saya ada wifi. Jadi netbuk saya hanya berisi tugas-tugas kuliah, film-film Barat dari teman, dan mp3.  Tak lama, wifi sudah dipasang di kampus dan waktu itu saya lagi terkena virus Kpop dari junior saya (saya khilaf, kenapa waktu itu saya bisa suka Korea) dan juga menggandrungi drama Korea. Tak sengaja saya ketemu Kamen Rider OOO-Movie War Core 2011 di netbuk senior saya dan seperti ada rasa  dejavu ketika menontonnya. Luapan masa anak-anak yang pernah menonton Satria Baja Hitam sepertinya sudah mau keluar dari alam bawah sadar. Tanpa pikir panjang, video Kpop dan drama Korea beserta film-filmnya saya hapus hingga tak bersisa (hanya ada beberapa mp3 Kpop yang masih ada netbuk). Sayonara Korea, yokoso tokusatsu! Disini saya sedikit membahas apa itu sebenarnya tokusatsu dan mengapa orang awam banyak menganggap bahwa tokusatsu adalah untuk anak-anak padahal ada banyak tokusatsu yang juga untuk remaja bahkan dewasa. Sama halnya seperti manga dan anime yang dicap sebagai bacaan dan tontonan anak-anak. (untuk lebih lanjut, silahkan ulik-ulik catatan saya mengenai manga dan anime)*promo, promo everywhere*

Tokusatsu menurut paman Wikipedia merupakan kependekan dari istilah tokushu satsuei (特殊撮影), sebuah istilah bahasa Jepang yang bisa diterjemahkan sebagai "special photography" yang mengacu pada penggunaan efek khusus (special effects). Biasanya, dalam sebuah film atau pertunjukan, orang yang bertanggung jawab untuk urusan efek khusus seringkali dipanggil dengan julukan tokushu gijutsu (特殊技術), yang berarti "special techniques" (istilah yang dulu digunakan untuk menyebut "special effects"), atau tokusatsu kantoku (特撮監督).Dulu di Jepang, tokusatsu sangat populer terutama di kalangan anak-anak. Tapi seiring berjalannya waktu, tokusatsu sempat mulai ditinggalkan. Banyak kalangan menilai, tokusatsu merupakan film yang ditujukan kepada anak-anak, meski realitanya, sebagian tokusatsu memiliki jalan cerita yang cukup kompleks yang sulit dipahami anak-anak. Selain itu, pamor tokusatsu kalah dibanding anime dan manga yang sekarang sudah sangat populer di seluruh dunia. Akan tetapi, hal itu tidak membuat para perusahaan pembuat tokusatsu menyerah. Mereka mengubah jalan cerita dari tokusatsu itu menjadi lebih lucu dan menarik untuk menggairahkan kembali tokusatsu yang sempat meredup. Tokusatsu adalah salah satu bentuk hiburan Jepang yang sangat populer, dan memiliki banyak genre, misal Kaiju monster (seperti Godzilla atau Gamera), Kamen Rider (Ichigo, Nigo, hingga yang terbaru seperti Kamen Rider Fourze), Metal Hero (Gaban Spielban), dan banyak lagi. Salah satu yang sangat fenomenal dan legenda di Indonesia, tidak lain dan tidak bukan, Kamen Rider Black atau lebih dikenal dengan Ksatria Baja Hitam*langsung nyanyi: jelas ku kan kembali untuk membela kebenaran, demi masa depan bagi bumi yang tercinta, tetap mengabdi*BELALANG TEMPUR*loncat dari tempat tidur*. Saking terkenalnya tokusatsu, Amerika juga mau mengadaptasinya seperti Power Rangers yang diadaptasi dari Super Sentai, Kamen Rider Black menjadi Masked Rider, dan Kamen Rider Ryuki menjadi Kamen Rider Dragon Knight yang semuanya diproduksi oleh Saban.

Nah, benar kan? Sebenarnya kalau dilihat dari jalan cerita, tokusatsu memiliki jalan cerita yang cukup rumit dan terkadang sulit untuk dipahami jika kita tidak menontonnya dua kali atau diulang kembali. Khusus Ultraman dan Super Sentai aka Power Rangers memang lebih ditujukan untuk anak-anak dari segi bertarung dan efek. Tetapi jika dilihat dari cerita, sedikit rumit juga untuk dipahami, contohnya seperti Jetman yang pernah saya baca di suatu situs, ada intrik yang membuat tokoh utamanya memiliki cinta segitiga. Belum lagi karakter Black Condor yang katanya terkenal playboy. Ada lagi Kamen Rider Kuuga yang bercerita tentang seorang Godai Yuusuke yang mendapat kekuatan kuno yang bisa mengubahnya menjadi Kamen Rider. Proses untuk menjadi Kuuga bukanlah mudah, penuh perjuangan untuk setiap form yang akan didapatkan. Belum lagi monster-monster yang berbahasa Grongi yang saya sampai saat ini belum tahu sebenarnya asal-usul bahasa Grongi. Mungkin anak-anak menonton serial tokusatsu hanya untuk melihat gaya bertarung dan efek-efeknya yang keren namun jika diikuti dari jalan ceritanya, mungkin akan rumit dan memang harus berulang kali untuk ditonton. Ini masih serial  Kamen Rider yang tayang setiap Minggu pagi di televsi Jepang. Jika masih menganggap tokusatsu untuk tontonan bocah, saya rekomendasi untuk menonton serial Garo. Kebetulan saya juga baru mengikuti serial tokusatsu yang bergenre horor dan dewasa ini di sekuel ketiganya, Garo: Yami Wo Terasu Mono. Serial yang sudah memiliki tiga season ini memang ditujukan untuk penonton dewasa dimana isinya memang banyak kekerasan yang sangat tidak pantas untuk ditonton anak-anak, seperti adegan berdarah-darah dan mengekspos tubuh wanita. Terlepas dari adegan yang seperti itu, saya lebih fokus melihat jalan ceritanya yang berkisah Ksatria Makai yang melawan Horror, iblis yang memakan jiwa-jiwa manusia. Saya tidak mengikuti season pertama dan kedua karena waktu itu saya belum tertarik dan banyak adegan dewasanya. Tak sengaja (lagi-lagi tak sengaja, bentar lagi nyanyi Tenda Birulah awak), saya melihat season tiga yang sudah sampai pada episode 23 ini sepertinya menarik untuk diikuti (NB: sebenarnya saya tertarik melihat karakter Ksatria Makai Aguri Kusugami yang berkacamata*plak*). Dengan kebaikan teman sesama penggemar tokusatsu, saya minta file Garo (dengan barter dia mengkopi serial Super Sentai beserta moviesnya dan Kamen Rider Hyper Battle) untuk saya tonton. Dugaan saya tepat, baru episode awal sudah ada adegan “itu” yang tak terlalu lama, istilahnya fan service. Tapi saya akui, kualitas cerita dan special effect Garo bisa saya bilang hampir sama dengan kualitas live action versi Amerika. CG dan 3D untuk kostum Garo yang berwajah serigala (atau kucing ya) memang bagus dan rapi, bahkan untuk gerakannya juga cukup luwes dibandingkan serial Kamen Rider ataupun Super Sentai. Jadi masih berani bilang bahwa tokusatsu hanyalah sekedar tontonan bocah yang terperangkap dalam imajinasi?

Sekarang tinggal masing-masing pribadi untuk memilih apa yang ingin ditonton, tergantung pemikiran masing-masing. Saya hanya menyampaikan apa yang bisa saya sampaikan kepada masyarakat umumnya bahwa tokusatsu bukanlah sekedar tontonan anak-anak semata. Memang, jam tayangnya memang untuk anak-anak tetapi untuk penggemar yang sudah beranjak dewasa pasti menginginkan jalan cerita yang menarik dan seru untuk ditonton. Pihak LSI (Lembaga Sensor Indonesia) juga seharusnya bisa membuat rating untuk tontonan yang akan ditayangkan. Mungkin ini semua berawal dari rating yang ditujukan untuk anak-anak, makanya sampai sekarang sudah terdoktrin bahwa tokusatsu itu ya untuk anak-anak. Padahal genre tokusatsu, menurut saya, sudah bisa dimasukkan untuk kategori remaja. Pembaca pasti tahu kan kalau kita menonton di sudut kanan bawa ada tulisan samar-samar A-BO (Anak-Bimbingan Orangtua), R-BO (Remaja-Bimbingan Orangtua), dan D (Dewasa). Mungkin itu yang harus menjadi perhatian sehingga tidak ada lagi salah paham di antara penggemar tokusatsu dan masyrakat yang tidak tahu dengan tokusatsu. Bahkan Bima Satria Garuda, serial tokusatsu Indonesia yang bekerja sama dengan Jepang, waktu episode awal ditujukan untuk A-BO. Namun saya lihat di episode tiga atau empat (saya lupa), sudah dikategorikan untuk R-BO, tidak tahu kenapa.

Saya juga kadang-kadang bingung, kenapa tokusatsu susah ditayangkan di pertelevisian Indonesia. Menurut yang pernah saya baca di internet dan di forum-forum tokusatsu, katanya LSI tidak mengeluarkan izin dengan alasan banyak adegan kekerasan. Sedikit frontal ya, sinetron laga di Indosiar masih tayang saja sampai sekarang dan kalau bisa dibilang itu juga mengandung kekerasan karena banyak adegan berkelahi menggunakan senjata (yang pastinya terbuat dari sterofoam atau busa ati atau properti yang tidak membahayakan). Raden Kian Santang dan Gajah Mada di MNC TV juga masih bertahan dengan ratusan episode yang tak tahu pasti kapan akan berakhir. Belum lagi sinetron yang juga sama, ratusan episode dengan tema yang pastinya sudah tahu bagaimana endingnya tetapi tidak diselesaikan bahkan ada seasons yang bertahan hingga beberapa tahun. Sebenarnya apa yang menjadi tolak ukur tayangan itu layak untuk ditonton atau tidak?*seketika asap keluar dari kepala*. Apa juga yang sebenarnya menjadi standar layak tayang untuk anak-anak, remaja, dan dewasa? Terbukti film-film Hollywood juga banyak mengandung kekerasan bahkan lebih berdarah dibandingkan tokusatsu, bisa mendapatkan jam tayang yang layak dan ditonton oleh banyak orang. Mungkin dikategorikan R-BO, tetapi tidak bisa dipungkiri anak-anak akan menontonnya juga. Khusus adegan-adegan yang tidak ditujukan untuk anak-anak, sudah disensor seperti merokok juga kata-kata yang kasar.

Apalah hendak dikata, saya hanyalah seorang penonton, bukan seorang kritikus perfilman. Ini hanya sebuah ledakan kecil dari dalam diri saya karena sama halnya dengan manga dan anime, saya dianggap bocah ketika saya melihat tokusatsu. Sebenarnya ini hanya masalah istilah saja, tokusatsu itu bahasa Jepang, special effect itu bahasa Inggris, dan efek khusus bahasa Indonesia. Jadi, film-film yang mengandung efek khusus adalah tokusatsu atau special effect. Mau itu genrenya superhero atau supranatural, kalau ada efek-efek 3D dan CG, samalah itu*keluar jugak kan dialek Medannya bah*. Saya suka tokusatsu khas Jepang, Anda suka superhero buatan Hollywood, tak masalah. Namanya juga selera, tidak bisa dipaksakan karena itu adalah hak masing-masing.

Untuk mengenang serial tokusatsu yang mengalami masa-masa gemilang di era 90-an*angkat tangan  yang era 90-an*, saya akan membuat daftar serial yang pernah tayang di Indonesia dari salah satu situs yang saya baca. Mari bernostalgia dan pilih mana yang pernah ditonton. Jika jarang atau tidak pernah atau tidak tahu dengan serial di bawah ini, sungguh masa kecil Anda yang lahir di era 90-an sangat suram*dihajar massa* n_n

KAMEN RIDER

Kamen Rider Super-1 (RCTI, menjadi Ksatria Baja Hitam Super One) [1995]
Kamen Rider Black (RCTI, menjadi Ksatria Baja Hitam, Indosiar, dengan judul tetap) [1993-94, 2004]
Kamen Rider Black RX (RCTI, menjadi Ksatria Baja Hitam RX) [1994-95]
Kamen Rider Kuuga (RCTI) [2002-04, karena sempat putus di episode 18]
Kamen Rider Agito (Indosiar) [2005]
Kamen Rider Ryuki (RCTI, Indosiar) [2006, 2007-08]
Kamen Rider 555 / Faiz (Indosiar) [2006]
Kamen Rider Blade (ANTV) [2007-08]
Kamen Rider DEN-O (TRANS7) 2010

SUPER SENTAI

Sentai Changeman (TVRI & TPI) [1990]
Choushinsei Flashman (RCTI, tidak sampai tamat) [1996]
Hikari Sentai Maskman (SCTV) [1997]
Chojuu Sentai Liveman (RCTI, tidak sampai tamat) [1996]
Kousoku Sentai Turbo Rangers (RCTI, menjadi Pasukan Turbo) [1994]
Chikyuu Sentai Fiveman (Indosiar) [2001]
Choujin Sentai Jetman (Indosiar) [2001]
Gosei Sentai Dairanger (RCTI, menjadi Star Rangers) [1995]
Ninja Sentai Kakuranger (RCTI, menjadi Ninja Rangers) [2002]
Choriki Sentai Ohranger (RCTI) [2002-04, sempat putus penayangan]
Gekisou Sentai Carranger (RCTI) [2005]
Denji Sentai Megaranger (RCTI) [2005]
Seijuu Sentai Gingaman (Indosiar) [2006]

ULTRAMAN

Ultraman (RCTI) [1994]
Ultra Seven (TVRI) [1991]
Ultraman Ace (TVRI) [1996]
Ultraman Taro (SCTV) [1996-97]
Ultraman Leo (SCTV) [1997-98]
Ultraman 80 (SCTV) [1999]
Ultraman Tiga (Indosiar) [2000]
Ultraman Dyna (Indosiar) [2001]
Ultraman Neos (TPI) [2002]
Ultraman Zearth (Indosiar) [2005]
Ultraman Gaia (Indosiar,SCTV,Global TV) [2002, 2006]
Ultraman Cosmos (Indosiar, SCTV, Global TV) [2004, 2005, 2007]
Ultraman Nexus (SCTV, Global TV) [2006,2008]
Ultraman Mebius (Indosiar) [2011-2012]
Ultraman Max (Global TV, Indosiar) [2009,2012-sekarang]

METAL HEROES

Uchuu Keiji Sharivan (Indosiar) [2005]
Jikuu Senshi Spielvan (Indosiar) [2005]
Choujinki Metalder (RCTI, tidak sampai tamat) [1996]
Sekai Ninja Sen Jiraiya (Indosiar) [1997]
Kidou Keiji Jiban (Indosiar) [1996]
Tokkei Winspector (Indosiar) [1995]
Tokyuu Shirei Solbrain (Indosiar) [2001]
Tokusou Exceedraft (TPI) [1998]
Tokusou Robo Janperson (Indosiar) [1997]
Blue SWAT (RCTI, tidak sampai tamat) [2002]
B-Robo Kabutack (RCTI, menjadi Kabutaku) [2003]
Tetsuwan Tantei Robotack (Indosiar) [2005]

OTHER HEROES

Ginga Taisen (Ksatria dari Zelda) (SCTV) [1995]
Moero, Robocon (ATV,SCTV) [1996-1997,2006]
Kyoudai Ken Bicrosser (RCTI) [1996]
Denkou Choujin Gridman (TPI) [2003]
Choukou Senshi Changerion (Indosiar) [2002]
Shichi Sei Toshin Guyferd (Indosiar) [1999]
Chouseishin Gransazer (RCTI, Global TV) [2006]
Genseishin Justirizer (Indosiar, ANTV) [2007, 2008]
Chousei Kantai Sazer-X (Indosiar) [2008]
Madan Senki Ryukendo (Indosiar) [2008]

TOKUSATSU ADAPTASI AMERIKA

Mighty Morphin Power Rangers (RCTI) [1994]
Mighty Morphin Alien Rangers (RCTI) [1997]
Power Rangers Zeo (RCTI) [1997]
Power Rangers Turbo s/d Power Rangers Mystic Force (Indosiar) [???? s/d 2008, dengan beberapa kali rer-run]
Masked Rider (Indosiar) [1997]
VR Troppers (RCTI, tidak sampai tamat) [1996]
Big Bad Beetleborgs (Indosiar, tidak sampai tamat) [2000]
Super Human Samurai Cyber Squad (Indosiar) [1996-97][1]

Bagaimana, masih menganggap tokusatsu adalah tontonan anak-anak? semua itu dikembalikan ke pribadi masing-masing. Adik-adik, ingat! Boleh nonton tokusatsu, ibadah jangan lupa!*ala Bima Satria Garuda waktu opening*

Medan, 25 September 2013


[1] http://youmustknows.blogspot.com/2011/05/tokusatsu-yang-pernah-tayang-di.html?showComment=1348494685294#c7694260057156541179

Showa Kamen Rider

Selasa, 02 Juli 2013

Kamen Rider,Not Just A Child Watch (Catatan Harian Si Fuad)

Bismillahirrahmanirrahim

HENSHIN! KAMEN RAIDAAAAAAAAAA!!!

Whooops, maaf sudah membuat kamu terkejut dengan kata-kata di atas. Bagi sebagian orang mungkin tidak asing dengan kata-kata ini dan bagi sebagian yang lain belum pernah mendengarnya*kasiaaan*.

Kamen Rider atau dalam bahasa Inggris Masked Rider atau di Indonesia dikenal dengan nama Ksatria Baja  Hitam yang mengendarai Belalang Tempur. Serial tokusatsu atau superhero Jepang ini sangat populer di negaranya sendiri dan mulai terkenal di Indonesia dengan serial Ksatria Baja Hitam (Kamen Rider Black and Black RX) sekitar tahun 1988-1990an. Dengan kostum ketat berwarna hitam dan berhelm unik, pahlawan ini mengalahkan monster-monster yang ingin menguasai dunia. Anak-anak pun rela berhenti bermain jika serial ini ditayangkan di televisi. Saya yang juga penggemar tokusatsu dari SD sampai kuliah pun ikut menonton pahlawan yang memiliki tendangan khas, Rider Kick untuk menumpas kejahatan. Setelah serial tokusatsu Kamen Rider ini disusul dengan Super Sentai atau lebih dikenal dengan Power Ranger.

Hampir sembilan tahun saya tidak pernah mengikuti perkembangan Kamen Rider karena sudah tidak pernah ditayangkan dan diganti dengan kartun Barat atau anime yang mulai menjamur di televisi. Hanya Power Ranger dengan versi Barat yang masih rajin saya ikuti. Dulu sempat tayang Kamen Rider Kuuga dan Ryuuki di salah satu televisi swasta dan saya rajin juga untuk menontonnya. Sampai  serial Ryuuki selesai, saya yang lupa atau karena jarang menonton saya tidak pernah melihat serial Kamen Rider lagi. Hingga saat saya kuliah di semester 6 ini dan fasilitas wifi mulai merebak di kampus saya, saya kembali mencari info tentang Kamen Rider yang sudaha sangat lama ingin saya tonton. Dengan sekali klik di Youtube, Kamen Rider sudah berevolusi dengan berbagai bentuk, karakter, senjata, dan alur cerita. Dan faktanya, Kamen Rider sudah mulai tayang sejak tahun 1971 dengan urutan sebagai berikut: Ichigo, Niigo, V3, Riderman, X, Amazon, Stronger, Skyrider, Super-1, ZX(Z Cross), Black, Black RX, Shin, ZO, J, Kuuga, Agito, Ryuuki, 555(Faiz), Blade, Hibiki, Kabuto, Den-O, Kiva, Decade, W, OOO, dan Fourze.

Waktu saya masih anak-anak, saya juga berkhayal akan menjadi salah satu anggota Power Ranger. Kalau tidak yang kuning ya..yang pink. Karena menurut saya waktu itu sangat keren, melawan monster jahat dan menumpas kejahatan. Saya tiru gaya mereka sewaktu berubah dan melakukan aksi seperti beladiri namun sampai sekarang saya tidak bisa menguasai satu beladiri pun, hehehehe. Setelah vakum dari dunia khayal, saya menemukannya kembali pada saat iseng mencari drama Jepang di Youtube dua bulan yang lalu dan bertemu dengan pahlawan masa kecil saya, Kamen Rider. Saya cari serial dari Kamen Rider Black sampai OOO namun netbuk saya tidak cukup untuk menampung semuanya, saya hanya mengunduh Kamen Rider The Movie. Saya berkenalan dengan Den-O,Decade, W dan OOO. Sangking senangnya, saya tidak peduli dengan ocehan kawan-kawan yang mengatakan saya seperti anak kecil. Berteriak “HENSHIN” atau menirukan gaya Momotaro, Imagin di Den-O dengan kata-kata khasnya, “ORE SANJOU!”. Saya juga mencari tahu apakah ada tokusatsu lover di Medan dan ternyata ada, saya baru saja menemukannya di Facebook. Saat saya tahu bahwa para tokuman juga eksis untuk memakai kostum Kamen Rider khususnya di Medan, saya jadi ingin melihat para tokuman ini beraksi walaupun bukan yang aslinya.

Mungkin bagi sebagian orang, menonton tokusatsu adalah suatu hal yang sangat kekanak-kanakan. Tapi saya mengambil salah satu sisi positifnya, bahwa jika ingin menjadi apapun, semua berangkat dari imajinasi, daya khayal yang dapat diwujudkan dalam dunia nyata. Walaupun serial superhero ini ditujukan untuk anak-anak, namun semua itu tak lepas dari daya khayal para pembuatnya yang sudah dewasa dalam fisik dan jiwanya. Begitu juga dengan para penulis yang menggunakan daya imajinasi yang tinggi untuk membuat tulisan yang dapat membuat para pembacanya larut dalam tulisan tersebut.

Setiap orang memiliki selera yang berbeda dari segi apapun bahkan dalam pilihan untuk menonton. Saya memang lebih suka melihat hal-hal yang mungkin tidak masuk akal seperti serial Kamen Rider daripada saya dipaksa menonton sinetron Indonesia yang alur ceritanya jauh lebih ngawur daripada serial kesukaan saya. Semua kembali pada diri masing-masing. Biarlah mereka menganggap saya seperti anak-anak tetapi satu hal yang perlu diingat bahwa imajinasi bisa datang untuk siapa saja dan kapan saja. Salam Kamen Rider!

(HENSHIIIN!)*terbang pakek Belalang Tempur*) XD

Medan, 11 Mei 2012