Bismillahirrahmanirrahim
HENSHIN!
KAMEN RAIDAAAAAAAAAA!!!
Whooops,
maaf sudah membuat kamu terkejut dengan kata-kata di atas. Bagi sebagian orang
mungkin tidak asing dengan kata-kata ini dan bagi sebagian yang lain belum
pernah mendengarnya*kasiaaan*.
Kamen Rider atau dalam bahasa Inggris Masked Rider atau di Indonesia dikenal
dengan nama Ksatria Baja Hitam yang
mengendarai Belalang Tempur. Serial tokusatsu atau superhero Jepang ini sangat
populer di negaranya sendiri dan mulai terkenal di Indonesia dengan serial
Ksatria Baja Hitam (Kamen Rider Black
and Black RX) sekitar tahun
1988-1990an. Dengan kostum ketat berwarna hitam dan berhelm unik, pahlawan ini
mengalahkan monster-monster yang ingin menguasai dunia. Anak-anak pun rela
berhenti bermain jika serial ini ditayangkan di televisi. Saya yang juga
penggemar tokusatsu dari SD sampai kuliah pun ikut menonton pahlawan yang
memiliki tendangan khas, Rider Kick
untuk menumpas kejahatan. Setelah serial tokusatsu Kamen Rider ini disusul
dengan Super Sentai atau lebih
dikenal dengan Power Ranger.
Hampir
sembilan tahun saya tidak pernah mengikuti perkembangan Kamen Rider karena sudah tidak pernah ditayangkan dan diganti
dengan kartun Barat atau anime yang mulai menjamur di televisi. Hanya Power Ranger dengan versi Barat yang
masih rajin saya ikuti. Dulu sempat tayang Kamen
Rider Kuuga dan Ryuuki di salah
satu televisi swasta dan saya rajin juga untuk menontonnya. Sampai serial Ryuuki
selesai, saya yang lupa atau karena jarang menonton saya tidak pernah melihat
serial Kamen Rider lagi. Hingga saat
saya kuliah di semester 6 ini dan fasilitas wifi mulai merebak di kampus saya,
saya kembali mencari info tentang Kamen
Rider yang sudaha sangat lama ingin saya tonton. Dengan sekali klik di
Youtube, Kamen Rider sudah berevolusi
dengan berbagai bentuk, karakter, senjata, dan alur cerita. Dan faktanya, Kamen
Rider sudah mulai tayang sejak tahun 1971 dengan urutan sebagai berikut: Ichigo, Niigo, V3, Riderman, X, Amazon,
Stronger, Skyrider, Super-1, ZX(Z Cross), Black, Black RX, Shin, ZO, J, Kuuga,
Agito, Ryuuki, 555(Faiz), Blade, Hibiki, Kabuto, Den-O, Kiva, Decade, W, OOO,
dan Fourze.
Waktu saya
masih anak-anak, saya juga berkhayal akan menjadi salah satu anggota Power Ranger. Kalau tidak yang kuning
ya..yang pink. Karena menurut saya waktu itu sangat keren, melawan monster
jahat dan menumpas kejahatan. Saya tiru gaya mereka sewaktu berubah dan
melakukan aksi seperti beladiri namun sampai sekarang saya tidak bisa menguasai
satu beladiri pun, hehehehe. Setelah vakum dari dunia khayal, saya menemukannya
kembali pada saat iseng mencari drama Jepang di Youtube dua bulan yang lalu dan
bertemu dengan pahlawan masa kecil saya, Kamen
Rider. Saya cari serial dari Kamen
Rider Black sampai OOO namun
netbuk saya tidak cukup untuk menampung semuanya, saya hanya mengunduh Kamen Rider The Movie. Saya berkenalan
dengan Den-O,Decade, W dan OOO. Sangking senangnya, saya tidak
peduli dengan ocehan kawan-kawan yang mengatakan saya seperti anak kecil.
Berteriak “HENSHIN” atau menirukan gaya Momotaro,
Imagin di Den-O dengan kata-kata khasnya, “ORE SANJOU!”. Saya juga mencari
tahu apakah ada tokusatsu lover di
Medan dan ternyata ada, saya baru saja menemukannya di Facebook. Saat saya tahu
bahwa para tokuman juga eksis untuk
memakai kostum Kamen Rider khususnya
di Medan, saya jadi ingin melihat para tokuman
ini beraksi walaupun bukan yang aslinya.
Mungkin
bagi sebagian orang, menonton tokusatsu
adalah suatu hal yang sangat kekanak-kanakan. Tapi saya mengambil salah satu
sisi positifnya, bahwa jika ingin menjadi apapun, semua berangkat dari
imajinasi, daya khayal yang dapat diwujudkan dalam dunia nyata. Walaupun serial
superhero ini ditujukan untuk anak-anak, namun semua itu tak lepas dari daya khayal
para pembuatnya yang sudah dewasa dalam fisik dan jiwanya. Begitu juga dengan
para penulis yang menggunakan daya imajinasi yang tinggi untuk membuat tulisan
yang dapat membuat para pembacanya larut dalam tulisan tersebut.
Setiap
orang memiliki selera yang berbeda dari segi apapun bahkan dalam pilihan untuk
menonton. Saya memang lebih suka melihat hal-hal yang mungkin tidak masuk akal
seperti serial Kamen Rider daripada
saya dipaksa menonton sinetron Indonesia yang alur ceritanya jauh lebih ngawur
daripada serial kesukaan saya. Semua kembali pada diri masing-masing. Biarlah
mereka menganggap saya seperti anak-anak tetapi satu hal yang perlu diingat
bahwa imajinasi bisa datang untuk siapa saja dan kapan saja. Salam Kamen Rider!
(HENSHIIIN!)*terbang
pakek Belalang Tempur*) XD
Medan, 11
Mei 2012