Sabtu, 16 November 2013

Tokusatsu : Segmentasi Penonton



Bismillahirrahmanirrahim
Terkadang menjadi seseorang yang sedikit “gila” memang perlu. Karena tanpa kegilaan ini, kita tak dapat meraih apa yang kita inginkan. Tetapi kembali lagi bahwa Allah tidak akan memberikan apa yang kita inginkan tetapi apa yang kita butuhkan. Sehingga kita juga harus berupaya untuk mendapatkan yang kita inginkan dengan syarat tidak mengganggu, tidak sesat, dan semua itu berbau positif.

Kegilaan ini berawal dari serial yang sangat melegenda di tahun 1990-an, ketika saya dan juga mungkin Anda juga menyukai serial superhero yang satu ini. Kamen Rider (Masked Rider) yang kita ketahui sebagai Ksatria Baja Hitam. Saya kembali bernostalgia dengan serial ini ketika saya duduk di bangku kuliah semester lima yang lalu. Saat itu wifi di kampus lagi gencar-gencarnya dan lagi kencang-kencangnya. Tidak hanya itu, saya juga mendapat film Kamen Rider pertama kali dari bang Irhas, senior saya di LPM Dinamika yang juga menyukai hal-hal Jejepangan. Kamen Rider OOO-Movie War Core 2011, itulah judul film yang saya ambil dari netbuknya. Setelah saya tonton, saya bertekad untuk mengunduh film-film Kamen Rider yang lain. Saya langsung standby di kampus dari pagi sampai siang. Alhamdulillah, sekarang sudah ada 25 judul film Kamen Rider yang saya koleksi. Selain film, ternyata ada yang lebih seru lagi yaitu serial Kamen Rider. Dulu, waktu saya masih SD sekitar tahun 1997-2003, serial yang paling sering saya tonton di televisi adalah Power Rangers yang ternyata awalnya juga dari Jepang dengan judul Super Sentai. Mighty Morphin adalah serial pertama yang saya tonton. Setiap sore setelah bermain-main dengan anak tetangga, saya segera pulang dan membersihkan diri. Setelah berpakaian dan mengikat rambut, saya langsung duduk manis di depan televisi dan jreng jreng.... GO GO POWER RANGER! MIGHTY MORPHIN POWER RANGER! Soundtrack serial ini mulai menyapa telinga. Ranger Merah, Biru, Hijau, Hitam, Kuning, dan Pink sudah menghiasi layar kaca. Bersama adik, saya menonton dengan penuh semangat dan motivasi, hehehe. Namanya juga anak-anak, daya imajinasi masih terus berkembang dan saat itu otak saya selalu dipenuhi dengan warna-warni para Rangers yang siap membasmi kejahatan di muka bumi. Selain Power Rangers, ada juga serial legendaris yang tak kalah seru. Kamen Rider Black dan RX, atau yang dikenal di Indonesia dengan nama Ksatria Baja Hitam. Tapi saya tidak terlalu fokus dengan KBH ini karena dulu saya lebih tertarik dengan Power Rangers. Lalu, saat saya SD kelas 6 atau MTs kelas 1, serial Kamen Rider yang sempat top adalah Kuuga dan Ryuki. Kalau yang ini, saya tidak pernah ketinggalan. Jadwal nonton superhero pun bertambah, Power Rangers dan Kamen Rider. Selain dua serial ini, ada juga serial superhero yang asalnya dari Jepang juga namun diadaptasi ke versi Saban (Amerika Serikat) yaitu B-Fighter aka Bad Boy Beetleborg. Kalau yang ini pemerannya anak-anak yang sesuai dengan umur saya pada saat itu. Selain BBB, ada Kabutaku, serial robot imut-imut Jepang yang bisa berubah jadi robot keren ketika musuh menyerang. Selain serial di televisi, saya, adik, dan sepupu juga menonton dari VCD (zaman dulu belum ada DVD). Orangtua sepupu saya yang membelikan VCD Kakuranger dan Dairanger, itulah awal saya mengenal Super Sentai yang asli Jepang.

Di zaman MTs dan Aliyah, saya kembali fokus menonton Power Rangers. Mungkin saking ngefansnya, saya sampai hafal urutan Power Rangers dari pertama: Mighty Morphin, Zeo, Turbo, In Space, Lost Galaxy, Lightspeed Rescue, Time Force, Wild Force, Ninja Storm, Dino Thunder, Space Police Delta (SPD), Mystic Force, Operation Overdrive, Jungle Fury, RPM, Samurai, dan yang terbaru Megaforce. Aktor favorit saya adalah Tommy aka Jason D. Frank, yang memerankan beberapa Rangers seperti Green Ranger dan White Ranger di Mighty Morphin, Red Ranger di Zeo dan Turbo, Dino Black Ranger di Dino Thunder. Mungkin beberapa dari Anda yang ingat dengan Alpha, robot yang selalu mendampingi Rangers dengan ungkapan khasnya “ayayayayayaya, Mayday Mayday”. Selain itu, ada duo kocak si gemuk dan kurus, siapa lagi kalau bukan Bulk dan Skull. Ciri khas dari serial Power Rangers adalah duo yang selalu memberikan suasana humor yang memang membuat penonton tertawa dengan tingkah mereka yang kadang-kadang nyeleneh.

Selepas lulus dari Aliyah, saya lebih fokus untuk mengurus perkuliahan. Namanya juga jauh dari rumah dan tinggal di kos-kosan, otomatis televisi jarang untuk ditonton. Sekitar tahun 2011, alhamdulillah orangtua saya membelikan sebuah netbuk berwarna putih (yang sekarang warnanya berubah menjadi krem) untuk menunjang tugas perkuliahan saya. Awalnya saya belum tahu kalau di kampus saya ada wifi. Jadi netbuk saya hanya berisi tugas-tugas kuliah, film-film Barat dari teman, dan mp3.  Tak lama, wifi sudah dipasang di kampus dan waktu itu saya lagi terkena virus Kpop dari junior saya (saya khilaf, kenapa waktu itu saya bisa suka Korea) dan juga menggandrungi drama Korea. Tak sengaja saya ketemu Kamen Rider OOO-Movie War Core 2011 di netbuk senior saya dan seperti ada rasa  dejavu ketika menontonnya. Luapan masa anak-anak yang pernah menonton Satria Baja Hitam sepertinya sudah mau keluar dari alam bawah sadar. Tanpa pikir panjang, video Kpop dan drama Korea beserta film-filmnya saya hapus hingga tak bersisa (hanya ada beberapa mp3 Kpop yang masih ada netbuk). Sayonara Korea, yokoso tokusatsu! Disini saya sedikit membahas apa itu sebenarnya tokusatsu dan mengapa orang awam banyak menganggap bahwa tokusatsu adalah untuk anak-anak padahal ada banyak tokusatsu yang juga untuk remaja bahkan dewasa. Sama halnya seperti manga dan anime yang dicap sebagai bacaan dan tontonan anak-anak. (untuk lebih lanjut, silahkan ulik-ulik catatan saya mengenai manga dan anime)*promo, promo everywhere*

Tokusatsu menurut paman Wikipedia merupakan kependekan dari istilah tokushu satsuei (特殊撮影), sebuah istilah bahasa Jepang yang bisa diterjemahkan sebagai "special photography" yang mengacu pada penggunaan efek khusus (special effects). Biasanya, dalam sebuah film atau pertunjukan, orang yang bertanggung jawab untuk urusan efek khusus seringkali dipanggil dengan julukan tokushu gijutsu (特殊技術), yang berarti "special techniques" (istilah yang dulu digunakan untuk menyebut "special effects"), atau tokusatsu kantoku (特撮監督).Dulu di Jepang, tokusatsu sangat populer terutama di kalangan anak-anak. Tapi seiring berjalannya waktu, tokusatsu sempat mulai ditinggalkan. Banyak kalangan menilai, tokusatsu merupakan film yang ditujukan kepada anak-anak, meski realitanya, sebagian tokusatsu memiliki jalan cerita yang cukup kompleks yang sulit dipahami anak-anak. Selain itu, pamor tokusatsu kalah dibanding anime dan manga yang sekarang sudah sangat populer di seluruh dunia. Akan tetapi, hal itu tidak membuat para perusahaan pembuat tokusatsu menyerah. Mereka mengubah jalan cerita dari tokusatsu itu menjadi lebih lucu dan menarik untuk menggairahkan kembali tokusatsu yang sempat meredup. Tokusatsu adalah salah satu bentuk hiburan Jepang yang sangat populer, dan memiliki banyak genre, misal Kaiju monster (seperti Godzilla atau Gamera), Kamen Rider (Ichigo, Nigo, hingga yang terbaru seperti Kamen Rider Fourze), Metal Hero (Gaban Spielban), dan banyak lagi. Salah satu yang sangat fenomenal dan legenda di Indonesia, tidak lain dan tidak bukan, Kamen Rider Black atau lebih dikenal dengan Ksatria Baja Hitam*langsung nyanyi: jelas ku kan kembali untuk membela kebenaran, demi masa depan bagi bumi yang tercinta, tetap mengabdi*BELALANG TEMPUR*loncat dari tempat tidur*. Saking terkenalnya tokusatsu, Amerika juga mau mengadaptasinya seperti Power Rangers yang diadaptasi dari Super Sentai, Kamen Rider Black menjadi Masked Rider, dan Kamen Rider Ryuki menjadi Kamen Rider Dragon Knight yang semuanya diproduksi oleh Saban.

Nah, benar kan? Sebenarnya kalau dilihat dari jalan cerita, tokusatsu memiliki jalan cerita yang cukup rumit dan terkadang sulit untuk dipahami jika kita tidak menontonnya dua kali atau diulang kembali. Khusus Ultraman dan Super Sentai aka Power Rangers memang lebih ditujukan untuk anak-anak dari segi bertarung dan efek. Tetapi jika dilihat dari cerita, sedikit rumit juga untuk dipahami, contohnya seperti Jetman yang pernah saya baca di suatu situs, ada intrik yang membuat tokoh utamanya memiliki cinta segitiga. Belum lagi karakter Black Condor yang katanya terkenal playboy. Ada lagi Kamen Rider Kuuga yang bercerita tentang seorang Godai Yuusuke yang mendapat kekuatan kuno yang bisa mengubahnya menjadi Kamen Rider. Proses untuk menjadi Kuuga bukanlah mudah, penuh perjuangan untuk setiap form yang akan didapatkan. Belum lagi monster-monster yang berbahasa Grongi yang saya sampai saat ini belum tahu sebenarnya asal-usul bahasa Grongi. Mungkin anak-anak menonton serial tokusatsu hanya untuk melihat gaya bertarung dan efek-efeknya yang keren namun jika diikuti dari jalan ceritanya, mungkin akan rumit dan memang harus berulang kali untuk ditonton. Ini masih serial  Kamen Rider yang tayang setiap Minggu pagi di televsi Jepang. Jika masih menganggap tokusatsu untuk tontonan bocah, saya rekomendasi untuk menonton serial Garo. Kebetulan saya juga baru mengikuti serial tokusatsu yang bergenre horor dan dewasa ini di sekuel ketiganya, Garo: Yami Wo Terasu Mono. Serial yang sudah memiliki tiga season ini memang ditujukan untuk penonton dewasa dimana isinya memang banyak kekerasan yang sangat tidak pantas untuk ditonton anak-anak, seperti adegan berdarah-darah dan mengekspos tubuh wanita. Terlepas dari adegan yang seperti itu, saya lebih fokus melihat jalan ceritanya yang berkisah Ksatria Makai yang melawan Horror, iblis yang memakan jiwa-jiwa manusia. Saya tidak mengikuti season pertama dan kedua karena waktu itu saya belum tertarik dan banyak adegan dewasanya. Tak sengaja (lagi-lagi tak sengaja, bentar lagi nyanyi Tenda Birulah awak), saya melihat season tiga yang sudah sampai pada episode 23 ini sepertinya menarik untuk diikuti (NB: sebenarnya saya tertarik melihat karakter Ksatria Makai Aguri Kusugami yang berkacamata*plak*). Dengan kebaikan teman sesama penggemar tokusatsu, saya minta file Garo (dengan barter dia mengkopi serial Super Sentai beserta moviesnya dan Kamen Rider Hyper Battle) untuk saya tonton. Dugaan saya tepat, baru episode awal sudah ada adegan “itu” yang tak terlalu lama, istilahnya fan service. Tapi saya akui, kualitas cerita dan special effect Garo bisa saya bilang hampir sama dengan kualitas live action versi Amerika. CG dan 3D untuk kostum Garo yang berwajah serigala (atau kucing ya) memang bagus dan rapi, bahkan untuk gerakannya juga cukup luwes dibandingkan serial Kamen Rider ataupun Super Sentai. Jadi masih berani bilang bahwa tokusatsu hanyalah sekedar tontonan bocah yang terperangkap dalam imajinasi?

Sekarang tinggal masing-masing pribadi untuk memilih apa yang ingin ditonton, tergantung pemikiran masing-masing. Saya hanya menyampaikan apa yang bisa saya sampaikan kepada masyarakat umumnya bahwa tokusatsu bukanlah sekedar tontonan anak-anak semata. Memang, jam tayangnya memang untuk anak-anak tetapi untuk penggemar yang sudah beranjak dewasa pasti menginginkan jalan cerita yang menarik dan seru untuk ditonton. Pihak LSI (Lembaga Sensor Indonesia) juga seharusnya bisa membuat rating untuk tontonan yang akan ditayangkan. Mungkin ini semua berawal dari rating yang ditujukan untuk anak-anak, makanya sampai sekarang sudah terdoktrin bahwa tokusatsu itu ya untuk anak-anak. Padahal genre tokusatsu, menurut saya, sudah bisa dimasukkan untuk kategori remaja. Pembaca pasti tahu kan kalau kita menonton di sudut kanan bawa ada tulisan samar-samar A-BO (Anak-Bimbingan Orangtua), R-BO (Remaja-Bimbingan Orangtua), dan D (Dewasa). Mungkin itu yang harus menjadi perhatian sehingga tidak ada lagi salah paham di antara penggemar tokusatsu dan masyrakat yang tidak tahu dengan tokusatsu. Bahkan Bima Satria Garuda, serial tokusatsu Indonesia yang bekerja sama dengan Jepang, waktu episode awal ditujukan untuk A-BO. Namun saya lihat di episode tiga atau empat (saya lupa), sudah dikategorikan untuk R-BO, tidak tahu kenapa.

Saya juga kadang-kadang bingung, kenapa tokusatsu susah ditayangkan di pertelevisian Indonesia. Menurut yang pernah saya baca di internet dan di forum-forum tokusatsu, katanya LSI tidak mengeluarkan izin dengan alasan banyak adegan kekerasan. Sedikit frontal ya, sinetron laga di Indosiar masih tayang saja sampai sekarang dan kalau bisa dibilang itu juga mengandung kekerasan karena banyak adegan berkelahi menggunakan senjata (yang pastinya terbuat dari sterofoam atau busa ati atau properti yang tidak membahayakan). Raden Kian Santang dan Gajah Mada di MNC TV juga masih bertahan dengan ratusan episode yang tak tahu pasti kapan akan berakhir. Belum lagi sinetron yang juga sama, ratusan episode dengan tema yang pastinya sudah tahu bagaimana endingnya tetapi tidak diselesaikan bahkan ada seasons yang bertahan hingga beberapa tahun. Sebenarnya apa yang menjadi tolak ukur tayangan itu layak untuk ditonton atau tidak?*seketika asap keluar dari kepala*. Apa juga yang sebenarnya menjadi standar layak tayang untuk anak-anak, remaja, dan dewasa? Terbukti film-film Hollywood juga banyak mengandung kekerasan bahkan lebih berdarah dibandingkan tokusatsu, bisa mendapatkan jam tayang yang layak dan ditonton oleh banyak orang. Mungkin dikategorikan R-BO, tetapi tidak bisa dipungkiri anak-anak akan menontonnya juga. Khusus adegan-adegan yang tidak ditujukan untuk anak-anak, sudah disensor seperti merokok juga kata-kata yang kasar.

Apalah hendak dikata, saya hanyalah seorang penonton, bukan seorang kritikus perfilman. Ini hanya sebuah ledakan kecil dari dalam diri saya karena sama halnya dengan manga dan anime, saya dianggap bocah ketika saya melihat tokusatsu. Sebenarnya ini hanya masalah istilah saja, tokusatsu itu bahasa Jepang, special effect itu bahasa Inggris, dan efek khusus bahasa Indonesia. Jadi, film-film yang mengandung efek khusus adalah tokusatsu atau special effect. Mau itu genrenya superhero atau supranatural, kalau ada efek-efek 3D dan CG, samalah itu*keluar jugak kan dialek Medannya bah*. Saya suka tokusatsu khas Jepang, Anda suka superhero buatan Hollywood, tak masalah. Namanya juga selera, tidak bisa dipaksakan karena itu adalah hak masing-masing.

Untuk mengenang serial tokusatsu yang mengalami masa-masa gemilang di era 90-an*angkat tangan  yang era 90-an*, saya akan membuat daftar serial yang pernah tayang di Indonesia dari salah satu situs yang saya baca. Mari bernostalgia dan pilih mana yang pernah ditonton. Jika jarang atau tidak pernah atau tidak tahu dengan serial di bawah ini, sungguh masa kecil Anda yang lahir di era 90-an sangat suram*dihajar massa* n_n

KAMEN RIDER

Kamen Rider Super-1 (RCTI, menjadi Ksatria Baja Hitam Super One) [1995]
Kamen Rider Black (RCTI, menjadi Ksatria Baja Hitam, Indosiar, dengan judul tetap) [1993-94, 2004]
Kamen Rider Black RX (RCTI, menjadi Ksatria Baja Hitam RX) [1994-95]
Kamen Rider Kuuga (RCTI) [2002-04, karena sempat putus di episode 18]
Kamen Rider Agito (Indosiar) [2005]
Kamen Rider Ryuki (RCTI, Indosiar) [2006, 2007-08]
Kamen Rider 555 / Faiz (Indosiar) [2006]
Kamen Rider Blade (ANTV) [2007-08]
Kamen Rider DEN-O (TRANS7) 2010

SUPER SENTAI

Sentai Changeman (TVRI & TPI) [1990]
Choushinsei Flashman (RCTI, tidak sampai tamat) [1996]
Hikari Sentai Maskman (SCTV) [1997]
Chojuu Sentai Liveman (RCTI, tidak sampai tamat) [1996]
Kousoku Sentai Turbo Rangers (RCTI, menjadi Pasukan Turbo) [1994]
Chikyuu Sentai Fiveman (Indosiar) [2001]
Choujin Sentai Jetman (Indosiar) [2001]
Gosei Sentai Dairanger (RCTI, menjadi Star Rangers) [1995]
Ninja Sentai Kakuranger (RCTI, menjadi Ninja Rangers) [2002]
Choriki Sentai Ohranger (RCTI) [2002-04, sempat putus penayangan]
Gekisou Sentai Carranger (RCTI) [2005]
Denji Sentai Megaranger (RCTI) [2005]
Seijuu Sentai Gingaman (Indosiar) [2006]

ULTRAMAN

Ultraman (RCTI) [1994]
Ultra Seven (TVRI) [1991]
Ultraman Ace (TVRI) [1996]
Ultraman Taro (SCTV) [1996-97]
Ultraman Leo (SCTV) [1997-98]
Ultraman 80 (SCTV) [1999]
Ultraman Tiga (Indosiar) [2000]
Ultraman Dyna (Indosiar) [2001]
Ultraman Neos (TPI) [2002]
Ultraman Zearth (Indosiar) [2005]
Ultraman Gaia (Indosiar,SCTV,Global TV) [2002, 2006]
Ultraman Cosmos (Indosiar, SCTV, Global TV) [2004, 2005, 2007]
Ultraman Nexus (SCTV, Global TV) [2006,2008]
Ultraman Mebius (Indosiar) [2011-2012]
Ultraman Max (Global TV, Indosiar) [2009,2012-sekarang]

METAL HEROES

Uchuu Keiji Sharivan (Indosiar) [2005]
Jikuu Senshi Spielvan (Indosiar) [2005]
Choujinki Metalder (RCTI, tidak sampai tamat) [1996]
Sekai Ninja Sen Jiraiya (Indosiar) [1997]
Kidou Keiji Jiban (Indosiar) [1996]
Tokkei Winspector (Indosiar) [1995]
Tokyuu Shirei Solbrain (Indosiar) [2001]
Tokusou Exceedraft (TPI) [1998]
Tokusou Robo Janperson (Indosiar) [1997]
Blue SWAT (RCTI, tidak sampai tamat) [2002]
B-Robo Kabutack (RCTI, menjadi Kabutaku) [2003]
Tetsuwan Tantei Robotack (Indosiar) [2005]

OTHER HEROES

Ginga Taisen (Ksatria dari Zelda) (SCTV) [1995]
Moero, Robocon (ATV,SCTV) [1996-1997,2006]
Kyoudai Ken Bicrosser (RCTI) [1996]
Denkou Choujin Gridman (TPI) [2003]
Choukou Senshi Changerion (Indosiar) [2002]
Shichi Sei Toshin Guyferd (Indosiar) [1999]
Chouseishin Gransazer (RCTI, Global TV) [2006]
Genseishin Justirizer (Indosiar, ANTV) [2007, 2008]
Chousei Kantai Sazer-X (Indosiar) [2008]
Madan Senki Ryukendo (Indosiar) [2008]

TOKUSATSU ADAPTASI AMERIKA

Mighty Morphin Power Rangers (RCTI) [1994]
Mighty Morphin Alien Rangers (RCTI) [1997]
Power Rangers Zeo (RCTI) [1997]
Power Rangers Turbo s/d Power Rangers Mystic Force (Indosiar) [???? s/d 2008, dengan beberapa kali rer-run]
Masked Rider (Indosiar) [1997]
VR Troppers (RCTI, tidak sampai tamat) [1996]
Big Bad Beetleborgs (Indosiar, tidak sampai tamat) [2000]
Super Human Samurai Cyber Squad (Indosiar) [1996-97][1]

Bagaimana, masih menganggap tokusatsu adalah tontonan anak-anak? semua itu dikembalikan ke pribadi masing-masing. Adik-adik, ingat! Boleh nonton tokusatsu, ibadah jangan lupa!*ala Bima Satria Garuda waktu opening*

Medan, 25 September 2013


[1] http://youmustknows.blogspot.com/2011/05/tokusatsu-yang-pernah-tayang-di.html?showComment=1348494685294#c7694260057156541179

Showa Kamen Rider